../husstt.png

Sep 12 2024 | 5 minute(s) read

Adam Ibnu Alfatah

Husstt...

Mengenal introvert lebih dalam, melampaui stereotip dan menemukan kekuatan dalam keheningan.

LifeIntroversionSelf-Improvement

Husstt…

Hai, kamu! Iya, kamu yang lagi scrolling sambil ngerasa capek sama semua noise di sekitar. Yuk, duduk sebentar, tarik napas dalam, dan… husstt… biarin semuanya hening sejenak.

Kita mulai ya. Kamu sering denger kata “introvert” nggak sih? Biasanya sih langsung kebayang seseorang yang diem aja, nunduk kalau di tempat umum, atau cuma ngomong seperlunya. Tapi tau nggak? Sebenarnya jadi introvert itu nggak sekaku itu kok. Kita nggak anti-sosial atau nggak bisa ngomong, kita cuma lebih pilih-pilih kapan dan dengan siapa mau berbagi waktu dan energi.

Orang suka mikir jadi introvert itu semacam “kutukan”, kayak kita lebih milih mojok daripada seru-seruan bareng. Padahal, jadi introvert itu bisa jadi berkah. Kita jago banget buat menikmati kesendirian tanpa merasa kesepian. Kita bisa nemuin ketenangan di tengah semua keramaian yang nggak ada abisnya. Ini kayak punya tombol pause di tengah hidup yang terus play tanpa henti.

Dan kamu tau apa yang keren? Kita, para introvert, sering kali punya “dunia dalam” yang lebih luas daripada yang keliatan di luar. Pikiran kita jalan terus, bahkan saat kita nggak ngomong banyak. Kita bisa merenung, mikir, atau bahkan ngelamun tanpa ngerasa bosan. Coba, siapa lagi yang bisa menikmati duduk sendirian di kafe tanpa ngeluarin HP? Itu salah satu skill yang underrated banget loh.

Salah satu hal yang sering bikin kita ngerasa beda adalah ekspektasi sosial. “Kamu harus lebih aktif!”, “Kok pendiem banget sih?”, “Ngomong dong, jangan diem aja!”. Hmm, familiar? Kalau iya, welcome to the club. Tapi hey, nggak apa-apa. Kita nggak perlu jadi yang paling vokal atau paling rame buat dihargai. Keberanian kita buat jujur sama diri sendiri, buat nyaman dengan siapa kita sebenarnya, itu juga bentuk kepercayaan diri yang luar biasa. Keberanian buat bilang “husstt…” di saat yang lain sibuk rebutan bicara.

Kita juga tau kok, nggak semua orang ngerti kenapa kita bisa betah lama-lama di rumah atau kenapa kita milih ngobrol berdua daripada di grup besar. Dan nggak masalah kalau orang nggak paham, yang penting kita paham diri kita sendiri. Toh, hidup ini bukan kompetisi buat jadi siapa yang paling rame. Hidup ini lebih mirip perjalanan pribadi, dan setiap orang punya rute masing-masing.

Kalau kamu lagi ngerasa rendah diri atau ngerasa nggak cukup “seru”, inget, dunia ini butuh orang-orang yang bisa jadi pendengar yang baik, yang bisa diem sejenak buat mikirin apa yang mau diucapkan, dan yang bisa kasih ruang buat orang lain bersinar. Kadang, justru dari kesunyian kita bisa denger suara hati kita sendiri, dan itu hal yang nggak semua orang bisa lakukan.

Dan buat kamu yang introvert tapi pengen lebih percaya diri, coba mulai dari hal-hal kecil. Mulai dari berani ngomong apa yang kamu pikirin, bahkan kalau itu berarti cuma bilang “nggak” pas kamu lagi nggak mau. Mulai dari berani buat nggak selalu setuju sama apa yang mayoritas pikir. Dan yang paling penting, mulai dari berdamai sama diri sendiri. Karena, hey, nggak ada yang lebih keren daripada jadi diri sendiri.

Jadi, kapan pun kamu ngerasa overwhelmed sama dunia yang terlalu ribut ini, inget buat husstt… tarik napas, dan inget kamu nggak sendirian. Banyak dari kita yang lebih suka hening daripada hiruk-pikuk. Kita lebih suka obrolan mendalam daripada basa-basi. Dan itu semua nggak bikin kita kurang. Itu bikin kita beda, dan beda itu bagus.

Cheers to the quiet souls. Kita nggak perlu teriak buat didengar. Kita cuma perlu jadi diri kita, dan itu udah cukup.