../takut-itu-harus-dihadapi.png

Sep 15 2024 | 6 minute(s) read

Adam Ibnu Alfatah

Takut Itu Harus Dihadapi

Menghadapi ketakutan di dunia kerja, pendidikan, dan kehidupan sebagai introvert.

LifeIntroversionSelf-Improvement

Takut Itu Harus Dihadapi

Pernah nggak sih kamu ngerasa takut? Hahaha, tentu aja pernah. Kita semua pasti pernah! Tapi, di dunia ini, ada yang bilang kalau takut itu bukan buat dihindari, tapi justru dihadapi. Nah, sebagai seseorang yang sering dibilang “pendiam” dan “introvert” (wkwk, padahal kadang pengen banget teriak), aku juga nggak terlepas dari ketakutan ini. Terutama di dunia kerja, dunia pendidikan, dan kehidupan nyata yang makin nggak bisa diprediksi.

Yuk, kita bahas gimana sih aku – yang katanya introvert banget (wkwk) – menghadapi ketakutan dalam berbagai aspek kehidupan. Siapa tahu bisa menginspirasi kamu yang lagi merasa takut sama tantangan yang ada di depan mata.

Takut di Dunia Kerja: Siapa Bilang Introvert Nggak Bisa Berhasil?

Kerja itu nggak semudah nyusun laporan yang tinggal copy-paste aja (eh, jangan ditiru ya wkwk). Buat aku, dunia kerja awalnya bikin gentar. Gimana nggak? Tiap hari ketemu orang baru, lingkungan baru, dan tuntutan yang nggak ada habisnya. Sebagai introvert, rasanya kayak dilempar ke tengah-tengah pesta yang penuh orang asing. Dan yang lebih bikin takut adalah ekspektasi orang-orang di kantor: harus aktif, harus banyak ngomong, harus cepat adaptasi.

Tapi, aku pelan-pelan sadar kalau ketakutan itu ya nggak akan pergi kalau aku terus ngumpet. Harus berani buat tampil, walaupun perlahan. Mulai dari bicara di meeting kecil, nyoba kasih pendapat, atau bahkan sekadar basa-basi dengan rekan kerja. Ternyata, hal kecil ini bisa mengubah segalanya. Aku nggak harus jadi orang paling vokal, yang penting adalah aku hadir, aku berkontribusi dengan caraku sendiri.

Takut di Dunia Pendidikan: "Aduh, Presentasi Lagi!"

Kalau kamu introvert, kamu pasti paham gimana horornya kata “presentasi.” Tiap kali dosen bilang, “Minggu depan presentasi ya,” di kepala langsung ada sirine darurat. Apalagi kalau harus ngomong di depan kelas. Rasanya kayak disuruh lompat dari tebing, wkwk.

Tapi, jujur aja, semakin sering aku hadapi ketakutan ini, semakin berkurang rasa takutnya. Bukan berarti nggak takut lagi ya, tapi aku belajar untuk tetap maju meskipun deg-degan. Presentasi pertama mungkin berantakan, tapi yang kedua pasti lebih baik. Aku juga belajar kalau nggak apa-apa kalau kita nggak sempurna. Orang lain juga nggak sesempurna yang kita bayangin, kok. Mereka juga kadang grogi, cuma mereka lebih jago menyembunyikannya, wkwk.

Takut di Dunia Nyata: Kehidupan Nggak Ada Buku Panduannya

Ketakutan yang paling sulit dihadapi mungkin adalah ketakutan di dunia nyata. Di sini, nggak ada dosen yang kasih tugas dengan instruksi jelas. Nggak ada supervisor yang selalu kasih arahan. Kamu harus ambil keputusan sendiri, dan itu menakutkan.

Tapi, aku sadar, hidup adalah tentang belajar menghadapi ketidakpastian. Nggak ada yang tahu pasti gimana masa depan kita, tapi itu justru bagian dari petualangan hidup. Wkwk, terdengar kayak quotes bijak di Instagram, ya? Tapi bener, semakin kita terbiasa dengan ketidakpastian, semakin kita kuat menghadapi apa pun yang datang.

Jadi, takut itu wajar. Tapi kalau kita biarkan takut menguasai kita, kita nggak akan pernah tahu seberapa jauh kita bisa melangkah. Aku sendiri, sih, mulai belajar buat nggak kabur lagi dari ketakutan itu. Aku hadapi satu per satu, meskipun kadang ya sambil gemeteran juga, wkwk.

Hidup Itu Tentang Melangkah, Bukan Sempurna

Intinya, nggak ada yang sempurna, dan ketakutan itu bagian dari proses jadi manusia. Entah di dunia kerja, pendidikan, atau kehidupan nyata, kita semua punya ketakutan masing-masing. Tapi yang penting adalah kita berani buat melangkah, meskipun kadang jalannya nggak lurus dan mulus. Yang penting, kita terus maju, meskipun pelan-pelan.

Jadi, kalau kamu lagi ngerasa takut, inget aja: semua orang juga takut kok. Kita cuma perlu belajar buat nggak berhenti karena rasa takut itu. Karena di balik setiap ketakutan, ada peluang buat tumbuh jadi lebih baik. Dan hey, kalau aku yang katanya introvert dan pendiam aja bisa hadapi ketakutan, kamu juga pasti bisa, wkwk.

Cheers to the brave souls! Takut itu wajar, tapi jangan sampai takut menghalangi kita buat berkembang. Wkwk, let’s face it!